Pada bulan November 2013 pemerintah mengadakan program bantuan beasiswa bagi siswa-siswi kurang mampu. Setiap sekolah diminta mendata siswa/i kurang mampu di tiap-tiap unit mulai dari tingkat SD sederajat sampai dengan tingkat SMA/SMK sederajat. Instruksi ini juga termasuk di SMP N 1 Girsang Sipangan Bolon sebagai tempat diriku mengabdi menjadi tenaga guru honorer. Pada waktu itu aku diminta oleh PKS Kesiswaan untuk membantu mendata siswa/i kurang mampu ini dimana syaratnya harus punya KPS (Kartu Perlindungan Sosial) atau surat keterangan miskin dari kepala desa atau lurah di tempatnya tinggal. Syarat yang diminta pada saat itu adalah fotocopy dari KPS atau surat miskin dan juga fotocopy kartu keluarga rangkap dua.
Proses pendataan dan pelengkapan berkas waktu itu hanya diberi waktu 2 hari saja, sehingga pelengkapan berkas pun terburu-buru. Alhasil tidak semua siswa kurang mampu yang terdata pada waktu itu sehingga siapa yang berkasnya lengkap, itulah yang dimasukkan dalam daftar yang dicetak di kertas dan disimpan dalam CD. Kelengkapan berkas ini pada waktu itu kami tunggu pada hari Jumat sampai pukul 13.00 WIB dan karena sudah tidak ada lagi siswa/i maupun orang tua yang datang mengantar berkas, maka daftar tersebut kami print dan simpan dalam CD. Berkas dan daftar ini nantinya akan dibawa oleh kepala sekolah untuk diantar ke kantor dinas pendidikan Simalungun. Tapi berhubung kepala sekolah pada hari itu masih menghadiri perayaan Natal putrinya di Politeknik DEL Laguboti, akhirnya berkas tersebut ku masukkan ke kantornya melalui kaca nako.
Setelah pulang dan istirahat di rumah, pada sore hari sekitar pukul 16.30 WIB datang seorang Ibu bersama anaknya yang pada saat itu tidak ku kenal. Sore itu turun hujan dan mereka katanya menemukan tempat tinggalku setelah bertanya kesana kemari. Ternyata Ibu ini adalah salah satu orang tua dari siswa kurang mampu dari kelas 7 yang terlambat mengurus berkasnya. Dia minta tolong seandainya masih bisa agar dimasukkan ke dalam daftar calon penerima beasiswa kurang mampu tersebut. Dengan berurai air mata si Ibu menceritakan kalau putrinya tersebut terlambat memberitahukan persyaratan yang diminta dan inilah yang menyebabkan keterlambatan berkasnya. Ibu tersebut juga menceritakan bahwa ayah dari putrinya tersebut sudah meninggal dan mereka hanya berladang di tanah orang untuk menyambung hidup.
Contoh Kartu Perlindungan Sosial (KPS) |
Sedih juga memang mendengarnya tapi berkas sudah terlanjur diprint dan tidak tau apakah kepala sekolah sudah membawa berkas tersebut atau tidak. Pada saat itu aku hanya bisa menghibur mereka dan semoga tahun depan masih ada program sejenis. Sebelum mereka pulang, aku pun meminta mereka meninggalkan berkas mereka siapa tau kepala sekolah belum berangkat membawa berkas tersebut. Setelah mereka pulang ku coba menghubungi kepala sekolah untuk menanyakan dimana posisi Bapak itu, dan ternyata masih di Laguboti karena sepertinya acaranya akan berlangsung sampai malam.
Mendengar hal tersebut file siswa/i calon penerima beasiswa miskin yang sempat ku backup di flashdisk langsung kubongkar di komputerku dan langsung mengedit datanya untuk memasukkan siswi yang barusan mengantar berkasnya. Setelah selesai mengisi data-datanya, aku pun langsung ke warnet untuk membeli CD kosong. Ternyata di warnet ini tidak ada fasilitas untuk burning CD, akhirnya aku hanya beli CD dan ngeprint saja. Setelah itu aku kembali ke rumah untuk memasukkan data calon penerima bantuan siswa miskin yang sudah ku edit tersebut ke dalam CD. Sekitar pukul 18.30 WIB berkas dan daftar yang baru pun ku antar kembali ke kantor kepala sekolah. Berkas lama ku ambil kembali melalui kaca nako untuk menggantinya dengan yang baru.
Hadiah istimewa dari Siswi kurang mampu |
Tiga bulan kemudian tepatnya pada bulan Februari 2014, ternyata beasiswa tersebut cair. Pencairan beasiswa ini dilakukan melalui perantaraan Bank Sumut dan dibuatlah satu waktu yang disepakati bersama untuk mempertemukan pihak Bank Sumut dengan orang tua siswa yang dinyatakan lulus untuk menerima beasiswa tersebut di SMP N 1 Girsang Sipangan Bolon. Dari sekian banyak siswa/i yang kami ajukan ternyata 25% dari mereka tidak lulus, tak tau apa penyebabnya. Dari siswa yang menerima tersebut ternyata ikut juga siswi yang kubantu waktu itu yang datang pada sore hari mengantar berkasnya. Si Ibu dengan mata berkaca-kaca datang menghampiri sambil mengucapkan "terimakasih" dan memberi selembar uang yang katanya "Sebagai uang minum".
Awalnya ku tidak tega menerima uang itu dan mengatakan bahwa itu rezeki si Ibu, tapi si Ibu tetap menyodorkan sambil mengatakan "Tidak apa-apa". Si Ibu malah berkata seharusnya mereka datang ke rumah untuk mengucapkan terimakasih. Seminggu kemudian tanpa disangka-sangka, siswi kelas 7 itu kembali datang ke rumah sambil membawa sayuran, buah tomat, dan pokat hasil dari ladangnya. Katanya itu sebagai ungkapan terimakasihnya karena telah menerima beasiswa tersebut. Hadiah inipun kuterima dengan penuh haru dan kusampaikan agar dia menyampaikan terimakasih kami kepada Ibunya. Hadiah ini memang tergolong biasa saja, tapi menurutku istimewa karena telah dibarengi doa dari si Ibu dan anak kurang mampu tadi untuk kesuksesanku kelak :)
Post a Comment for "Hadiah Dari Siswa Kurang Mampu"