Kehidupan yang serba digital dan elektrik seperti sekarang ini, listrik menjadi salah satu kebutuhan pokok. Berbagai aktivitas kita didukung oleh berbagai peralatan yang membutuhkan listrik sebagai energinya, bukan hanya di perkantoran tetapi juga sudah merambah dalam kehidupan rumah tangga. Untuk memasak misalnya kita cukup mengisi beras dan air kedalam magic com dan tinggal cok kabelnya dan tekan tombolnya. Demikian halnya juga untuk mencuci pakaian, kita cukup menggunakan mesin cuci dan akan bekerja secara otomatis sesuai dengan tombol settingan yang kita pilih. Tapi semua itu membutuhkan listrik sebagai energi penggerak.
Karena sudah serba otomatis kadang kita menjadi lupa bagaimana caranya melakukan semua itu secara manual dengan mengerahkan tenaga dan pikiran kita. Ketika sumber energi tidak tersedia, kita pun menjadi bingung dan galau :) Hal ini aku alami baru-baru ini dimana jaringan listrik di tempat tinggalku yaitu kota Parapat tiba-tiba lumpuh selama kurang lebih 1 x 24 jam. Lumpuhnya jaringan listrik ini diakibatkan tumbangnya pohon kemiri yang besar disatu daerah terdekat ke kota Parapat. Pohon ini menimpa dan merubuhkan dua tiang listrik beton sekaligus, alhasil perbaikan pun memakan waktu cukup lama karena harus menunggu kiriman tiang listrik baru dari kota Medan. Berita ini sudah admin tuliskan di salah satu blog lainnya yang mengangkat judul "Jaringan Listrik Kota Parapat Lumpuh".
Pengalaman padamnya listrik yang lebih parah sudah pernah ku alami sekitar 7 tahun yang lalu di kota Medan. Kala itu terjadi badai yang merubuhkan banyak pohon, baliho, plank merek yang menimpa tiang listrik. Pada saat itu proses evakuasi membutuhkan waktu lama karena banyaknya pohon yang tumbang dan padamnya listrik terjadi selama 3 hari 2 malam. Namun karena waktu itu masih ngekost dimana segala aktivitas masih dilakukan secara manual, hal ini tidak membuatku kerepotan. Pada waktu itu aku juga sering masak menggunakan kayu bakar atau kompor buatan menggunakan serbuk kayu sehingga mengajarkan ku arti kemandirian yang sebenarnya :D
Tetapi kali ini berbeda, kehidupan di kampung halaman tercinta ini sudah dimanjakan dan didukung berbagai peralatan otomatis untuk melaksanakan aktivitas. Tidak boleh tidak, segala aktivitas yang sebelumnya dibantu oleh peralatan elektronik terpaksa harus dilakukan secara manual. Memasak nasi harus kembali menggunakan periuk, mencuci juga kembali menggunakan kekuatan tangan, hiburan dari televisi dan radio tidak ada lagi kecuali dengar musik dari HP (itupun kalau masih hidup). Tidur pada malam hari terasa tersiksa mendengar koor massal dari nyamuk yang sesekali secara genit menggigit kulit. Nyamuk-nyamuk merasa merdeka karena obat anti nyamuk elektrik tidak berfungsi seperti biasanya :D
Padamnya listrik dalam jangka waktu yang lama membawa rasa galau yang cukup mendalam :) Namun walaupun demikian, ada hikmah atau pelajaran positif yang dapat kuambil dari kejadian ini. Kejadian ini memberikan pelajaran pentingnya hemat energi, dan selain itu kejadian ini juga mengajarkan agar kita tidak meninggalkan cara-cara tradisional walaupun kehidupan sudah modern. Kita tidak boleh terlalu bertumpu kepada peralatan yang serba otomatis, tetapi tetaplah pertahankan kemampuan dan keahlian yang kita punya menggunakan tenaga tubuh dan pikiran kita.
Post a Comment for "Padamnya Listrik Melumpuhkan Aktivitas"