Cerita ini diangkat dari sebuah kisah nyata, jadi jika terdapat kesamaan nama tokoh, sifat, dan tempat kejadian, itu tidak hanya kebetulan belaka saja :) Cerita ini sengaja kuangkat dalam tulisan dengan harapan ada produser yang bersedia mengangkatnya dalam sinetron atau layar lebar :)) <Mimpi kali yee...>. Alkisah berawal pada hari Sabtu pagi 8 Maret 2014 dimana diriku dihunjuk sebagai salah seorang guru untuk mendampingi siswa/i kelas 9 SMP N 1 Parapat yang mengikuti Olimpiade UN 2014 di Pematang Raya. PKS Kesiswaan yaitu Bapak C. Siallagan, STh turut juga mendampingi peserta olimpiade ini.
Seluruh peserta ujian dan guru pendamping sudah diberitahukan bahwa titik kumpul di loket bus Sejahtera Parapat. Satu unit bus Sejahtera AC dengan tampilan mewah sudah parkir disana bersiap untuk berangkat. Tepat jam 08.00 WIB rombongan dari SMP N 1 Parapat ini berangkat menuju lokasi ujian di Pematang Raya. Jumlah siswa/i yang kami bawa waktu itu sebanyak 77 orang dan diatur sedemikian rupa sehingga dapat dimuat dalam satu bus. Pak supir yang sudah ubanan membawa bus ini dengan santai melewati jalan yang berkelok-kelok melewati hutan dan perkampungan. Sesekali pak tua menginjak gasnya pada saat di jalanan yang rata dan lurus.
Setelah perjalanan memasuki Pematang Raya (sekitar 1 Km dari tempat ujian), tiba-tiba muncul kepulan asap dibagian belakang bus. Sontak saja siswa/i yang duduk dibelakang berteriak-teriak karena takut dan juga sesak nafas. Supir bus pun menepikan kendaraan dan kernet langsung membuka pintu belakang agar asap yang sudah mengepul di dalam bus segera keluar. Satu persatu siswa/i yang duduk di belakang keluar dari kepulan asap seperti para peserta di acara Benteng Takeshi :)) Supir dan kernet langsung membuka penutup mesin bagian belakang dan ketahuanlah bahwa asap berasal dari mesin AC (Air Conditioner) yang mengalami kerusakan. Asap mesin yang terbakar tersebut tersedot kedalam AC dan keluar dari lubang AC yang berada dalam bus.
Harap-harap cemas menghantui para peserta karena takut terlambat di lokasi ujian. Supir dan kernet masih sibuk menyirami mesin AC yang berasap menggunakan air yang diminta dari penduduk sekitar. Solusi tercepat akhirnya diambil supir dan kernet dengan membuka karet pemutar mesin AC dan dengan demikian bus tidak lagi menggunakan AC. Kejadian ini hanya berlangsung sekitar 10 menit saja dan perjalan bisa dilanjutkan kembali tanpa adanya AC. Rombongan kami tiba 15 menit sebelum ujian berlangsung dan para siswa pun membawa perlengkapan masing-masing untuk memasuki ruang ujian.
Kekhawatiranku tertuju pada bus Sejahtera yang kami naiki, karena disaat pulang nanti perjalanan akan penuh penderitaan dengan panasnya hawa didalam bus. Kaca bus juga tidak ada yang bisa dibuka kecuali dibagian samping kanan kiri supir. Rasa panas dan gerah akan semakin bertambah dengan sesaknya bus dan terik matahari yang siang itu bersinar cerah. Setelah selesai ujian seluruh peserta ujian beserta guru disuguhkan nasi kotak untuk makan siang. Rombongan kami pun berangkat sekitar pukul 14.00 WIB untuk refreshing ke WaterPark Siantar seperti yang sudah direncanakan sebelumnya.
Untuk mengurangi rasa sumpek dan gerah di dalam bus, pintu bagian belakang pun kami akali dengan mengikat tali agar pintu tersebut dapat dibiarkan terbuka sedikit. Ternyata hal ini tidak begitu menolong dan menyebabkan banjir keringat seperti habis lari marathon dengan jarak tempuh puluhan kilometer. Aroma therapy hasil kolaborasi bau keringat, bau kaus kaki, dan bau nafas bercampur menjadi satu. Perjalanan dari lokasi ujian menuju WaterPark Siantar kurang lebih memakan waktu 45 menit dan selama itu lah jiwa raga ini tersiksa dengan panasnya dalam bus. Kami semua yang berada dalam bus bagaikan daging panggang hidup dan setelah keringat bercucuran berubah bagaikan berada dalam kukusan.
Hanya rasa kebersamaanlah yang menjadi pelipur lara kami sehingga rasa lelah tersebut punah entah kemana. Cerita dan canda tawa antara satu dengan yang lain serta selingan nyanyian menghilangkan kepenatan yang kami rasakan. Setelah sampai di WaterPark kami langsung membeli tiket dan masuk ke tempat permandian. Kami bagaikan rusa yang rindu akan sungai menceburkan diri kedalam kolam dan langsung merasakan sensasi plong karena segarnya air kolam. Kurang lebih 2 jam kami larut bermain di dalam kolam beserta berbagai permainan airnya. Setelah jam 17.30 WIB seluruhnya diarahkan untuk masuk ke dalam bus untuk pulang menuju kota Parapat. Tepat pukul 18.00 WIB kami berangkat dari parkiran WaterPark Siantar menuju kota Parapat.
Ternyata walaupun sudah petang rasa gerah masih tetap terasa dalam bus. Untunglah kernet bus tersebut sesekali membuka pintu belakang dengan lebar saat jalanan sepi. Hembusan semilir angin malam pun masuk memberi kesegaran walau hanya sesekali. AC yang ada dalam bus telah tergantikan dengan AC alam dikala pintu dibuka lebar. Sekitar pukul 19.00 WIB kami tiba dengan selamat di kota kami tercinta yaitu kota Parapat. Satu satu "tunas muda" diantar dan diturunkan dirumah masing-masing maupun di jalan besar terdekat ke rumahnya. Dua tunas tua (Aku dan Pak Siallagan) pun turut turun seiring saat bus sampai di perhentian terakhirnya. Walaupun perjalanan ini diselingin derita, tapi ini menjadi pengalaman yang tak terlupakan dalam hidupku :) yang penting jalan-jalan men :) Menjadi Nekad Traveler hanya dengan bermodalkan internet 5 GB.
Setelah perjalanan memasuki Pematang Raya (sekitar 1 Km dari tempat ujian), tiba-tiba muncul kepulan asap dibagian belakang bus. Sontak saja siswa/i yang duduk dibelakang berteriak-teriak karena takut dan juga sesak nafas. Supir bus pun menepikan kendaraan dan kernet langsung membuka pintu belakang agar asap yang sudah mengepul di dalam bus segera keluar. Satu persatu siswa/i yang duduk di belakang keluar dari kepulan asap seperti para peserta di acara Benteng Takeshi :)) Supir dan kernet langsung membuka penutup mesin bagian belakang dan ketahuanlah bahwa asap berasal dari mesin AC (Air Conditioner) yang mengalami kerusakan. Asap mesin yang terbakar tersebut tersedot kedalam AC dan keluar dari lubang AC yang berada dalam bus.
Harap-harap cemas menghantui para peserta karena takut terlambat di lokasi ujian. Supir dan kernet masih sibuk menyirami mesin AC yang berasap menggunakan air yang diminta dari penduduk sekitar. Solusi tercepat akhirnya diambil supir dan kernet dengan membuka karet pemutar mesin AC dan dengan demikian bus tidak lagi menggunakan AC. Kejadian ini hanya berlangsung sekitar 10 menit saja dan perjalan bisa dilanjutkan kembali tanpa adanya AC. Rombongan kami tiba 15 menit sebelum ujian berlangsung dan para siswa pun membawa perlengkapan masing-masing untuk memasuki ruang ujian.
Kekhawatiranku tertuju pada bus Sejahtera yang kami naiki, karena disaat pulang nanti perjalanan akan penuh penderitaan dengan panasnya hawa didalam bus. Kaca bus juga tidak ada yang bisa dibuka kecuali dibagian samping kanan kiri supir. Rasa panas dan gerah akan semakin bertambah dengan sesaknya bus dan terik matahari yang siang itu bersinar cerah. Setelah selesai ujian seluruh peserta ujian beserta guru disuguhkan nasi kotak untuk makan siang. Rombongan kami pun berangkat sekitar pukul 14.00 WIB untuk refreshing ke WaterPark Siantar seperti yang sudah direncanakan sebelumnya.
Untuk mengurangi rasa sumpek dan gerah di dalam bus, pintu bagian belakang pun kami akali dengan mengikat tali agar pintu tersebut dapat dibiarkan terbuka sedikit. Ternyata hal ini tidak begitu menolong dan menyebabkan banjir keringat seperti habis lari marathon dengan jarak tempuh puluhan kilometer. Aroma therapy hasil kolaborasi bau keringat, bau kaus kaki, dan bau nafas bercampur menjadi satu. Perjalanan dari lokasi ujian menuju WaterPark Siantar kurang lebih memakan waktu 45 menit dan selama itu lah jiwa raga ini tersiksa dengan panasnya dalam bus. Kami semua yang berada dalam bus bagaikan daging panggang hidup dan setelah keringat bercucuran berubah bagaikan berada dalam kukusan.
Hanya rasa kebersamaanlah yang menjadi pelipur lara kami sehingga rasa lelah tersebut punah entah kemana. Cerita dan canda tawa antara satu dengan yang lain serta selingan nyanyian menghilangkan kepenatan yang kami rasakan. Setelah sampai di WaterPark kami langsung membeli tiket dan masuk ke tempat permandian. Kami bagaikan rusa yang rindu akan sungai menceburkan diri kedalam kolam dan langsung merasakan sensasi plong karena segarnya air kolam. Kurang lebih 2 jam kami larut bermain di dalam kolam beserta berbagai permainan airnya. Setelah jam 17.30 WIB seluruhnya diarahkan untuk masuk ke dalam bus untuk pulang menuju kota Parapat. Tepat pukul 18.00 WIB kami berangkat dari parkiran WaterPark Siantar menuju kota Parapat.
Ternyata walaupun sudah petang rasa gerah masih tetap terasa dalam bus. Untunglah kernet bus tersebut sesekali membuka pintu belakang dengan lebar saat jalanan sepi. Hembusan semilir angin malam pun masuk memberi kesegaran walau hanya sesekali. AC yang ada dalam bus telah tergantikan dengan AC alam dikala pintu dibuka lebar. Sekitar pukul 19.00 WIB kami tiba dengan selamat di kota kami tercinta yaitu kota Parapat. Satu satu "tunas muda" diantar dan diturunkan dirumah masing-masing maupun di jalan besar terdekat ke rumahnya. Dua tunas tua (Aku dan Pak Siallagan) pun turut turun seiring saat bus sampai di perhentian terakhirnya. Walaupun perjalanan ini diselingin derita, tapi ini menjadi pengalaman yang tak terlupakan dalam hidupku :) yang penting jalan-jalan men :) Menjadi Nekad Traveler hanya dengan bermodalkan internet 5 GB.
Post a Comment for "Kepanasan Dalam Bus AC"